Rakernas IA ITB 2022 : Dengan Sentuhan Teknologi, Ciptakan Nilai Tambah, UMKM Naik Kelas

- Senin, 19 Desember 2022 | 23:50 WIB
Penyerahan cinderamata dalam acar aRakerna IA ITB di Graha Timah, 17 Desember 2022 (KABARALAM.COM - Mia Nurmiarani)
Penyerahan cinderamata dalam acar aRakerna IA ITB di Graha Timah, 17 Desember 2022 (KABARALAM.COM - Mia Nurmiarani)

 

KABAR ALAM - Selain program Teknologi Berdaya, program Ikatan Alumni Institut Teknologi Bandung (ITB) tahun 2023 masih berfokus pada soal Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM). Hal itu disampaikan Ketua Umum Pengurus Pusat Ikatan Alumni Institut Teknologi Bandung (PP IA ITB) Gembong Primadjaja pada acara Rapat Kerja Nasional di Graha Timah, Pangkalpinang, Bangka 17 Desember 2022.

Menurut Gembong, Indonesia mempunyai kekayaan sumber daya alam yang luar biasa. Ia berharap para pharmacist ITB membuat produk inovasi dari rempah yang ada di Indonesia.

Dikatakan Gembong, dalam paparan laporan program PP IA ITB, program yang masih terus digulirkan di tahun 2023 selain program Teknologi Berdaya  adalah program UMKM Naik Kelas. Menurut Gembong dalam paparannya, prinsip industri pengolahan adalah dengan menggunakan bahan baku lokal, seluruh bagian dari  bahan baku tersebut diolah menjadi produk yang berbeda, serta mempunyai value creation waste pengolahan.

Baca Juga: Reuni 25 Tahun IA ITB Syner97 : Peduli Isu Lingkungan, Sumbang Motor Listrik untuk ITB

Penciptaan nilai tambah dari sebuah produk, contohnya, buah kelapa. Dari tangan petani harganya bernilai Rp. 2.000 saja. Ketika diolah menjadi kopra nilainya bertambah menjadi 16.000,- dan diolah menjadi minyak kelapa, nilainya menjadi Rp. 32.000.  

“Padahal dengan teknologi spinning, kita pisahkan unsur-unsur di kelapanya, maka harga jualnya bisa mencapai sekitar 320 ribu. Kelapa dipecah menjadi barang-barang yang lain, dengan nilai total 320 ribu. Dengan campur tangan teknologi, harganya naik hampir 100 kali lipat dari harga kelapa biasa,” terang Gembong.

“Saya harap ke depan, teman-teman bisa mengembangkan potensi yang ada di daerahnya masing-masing,” ujarnya.

Baca Juga: IA ITB : Distribusi Bantuan Korban Gempa Cianjur Tersendat, Perlu Komando Aparat Berwenang di Lokasi Bencana

Gembong mengatakan, Indonesia dulu dijajah ratusan tahun karena mempunyai kekayaan sumber daya alam yang luar biasa, namun hingga  sampai saat ini bentuk rempah-rempah masih sama belum terlalu dikembangkan. Rempah kini menjadi komoditi yang bernilai tinggi karena dunia saat ini sedang beralih dari kimia ke herbal. Sedangkan Indonesia merupakan salah satu negara penghasil rempah terbesar di dunia.

“Indonesia mempunyai 33 ribu spesies tanaman, dan kita saat ini baru menggarap sekitar 3000 varian. Kita mempunyai potensi yang sangat besar yang bisa digali,” kata Gembong.

Baca Juga: IA ITB dan Dubes Indonesia untuk Singapura Bahas Program Pengembangan Wilayah 3T

“Saat ini Maluku utara adalah provinsi yang tertinggi perkembangan UMKMnya, dan Bangka Belitung yang tertinggi di Sumatera. Mudah-mudahan di wilayah lain bisa diciptakan program Pengda yang bisa mendorong dan mensukseskan program UMKM di wilayah masing-masing,” tambah Gembong.

Hingga kini IA ITB telah banyak melakukan kolaborasi dengan perguruan tinggi baik swasta maupun negeri.

IA ITB telah banyak melakukan kolaborasi dengan perguruan tinggi baik swasta maupun negeri, tahun depan, Ketua Tenis IA ITB akan melaksanakan Kompetisi Tenis Antar Perguruan Tinggi Swasta dan Negeri Se-Indonesia,” ujar Gembong.***

Halaman:

Editor: Mia Nurmiarani

Tags

Artikel Terkait

Terkini

X