KABAR ALAM - Berbagai macam manfaat bisa didapatkan dari bambu, baik itu manfaat seosial, ekonomi, budaya, lingkungan, serta pengendalian perubahan iklim. Isu ini pun dibahas dalam Talkshow bertajuk “Bambu Solusi Berbasis Alam: ‘Perherakan Ekonomi Rakyat dengan Produk Ramah Lingkungan.’”
Talkshow ini merupakan salah satu rangkaian dari Festival Lingkungan, Iklim, Kehutanan, Energi Terbarukan (LIKE) yang digelar oleg Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) di pada Minggu, 17 September 2023 lalu.
Kepala Badan Standardisasi Intrumen LHK (BSIKLHK), Ary Sudijanto mengungkapkan, “Seperti arahan Bapak Presiden, isu perubahan iklim juga harus menjadi bagian dari masyarakat secara luas.”
Baca Juga: Top 5 Hits 17 September 2023, Pesona Bendungan Kuningan Makin Mengundang Penasaran
“Upaya aksi mitigasi dan adaptasi yang dilakukan telah banyak dilakukan di tingkat tapak, sehingga ini merupakan peran dan kontribusi yang telah diberikan oleh masyarakat dengan dukungan para pihak. Seperti halnya bambu, yang sudah menjadi bagiand ari kehidupan masyarakat di Indonesia,” lanjutnya.
Ary Sudijanto juga menjelaskan bahwa pengembangan dan pemanfaatan mambu masih belum optimal dan mendapat dukungan yang cukup. Akan tetapi, seiring dengan berkembangnya teknologi dan meningkatnya isu perubahan iklim, bambu dapat menjadi sumber daya alam terbarukan yang berperan penting dalam isu ini.
“Hal ini didukung dengan munculnya kesadaran akan gaya hidup ramah lingkungan, Pembangunan hijau (green development) serta ekonomi sirkular (circular economy),” tambahnya.
Baca Juga: Manyus-nya Makan Liwet Sambil Menikmati Suasana Sore di Side Land Kaduela Kuningan
Pelestarian bambu menjadi suatu aspek yang sangat penting untuk dilakukan. Oleh karenanya, dalam kesempatan ini, Ary Sudijanto menyampaikan komitmen KSILHK untuk bisa menghasilkan standari yang diperlukan dalam mengelola dan memanfaatkan bambu.
“Tidak hanya penyusunan standar, namun juga memastikan ekosistem pengemabngan usaha bambu dapat dijalankan. Kita ke depan harus bisa lebih berperan dalam mengembangkan kegiatan bambu,” tutur Ary Sudijanto.
Tidak lupa, Ary Sudijanto juga menjelaskan bahwa pemanfaatan bambu dibagi menjadi dua kelompok. Kelompok pemnafaatan pertama adalah sebagai material produk komoditas.
Sementara itu, kelompok kedua menggunakan peran sekologisnya untuk jasa lingkungan. Upaya pemanfaatan ini dapat memberikan nilai ekonomi dan ekologi bagi masyarakat dan lingkungan.
Terakhir, Ary Sudijanto pun menyampaikan nasihat mengenai pentingnya kerja sama dalam mengatasi dampak perubahan iklim. “Perlu dukungan dan sinergi dari banyak pihak, lintas sektor, dari tingkat tapak sampai pengambil kebijakan dalam upaya pengendalian perubahan iklim,” tuturnya.
“Khususnya dalam pengembangan bambu, sehingga menjadi bagian dari tujuan dan target kita dalam penurunan emisi dan target kontribusi nasional dalam pengendalian perubahan iklim," katanya.
Artikel Terkait
Rakornas Penanggulangan Bencana, Presiden Sebut Perubahan Iklim Lebih Menakutkan Ketimbang Pandemi dan Perang
Menteri LHK Sebut Isu Pencemaran Setara dengan Besar Permasalahan Perubahan Iklim
Menteri LHK Ungkap Kunci Hadapi Tantangan Multidimensi Lingkungan dan Perubahan Iklim
Cuaca Ekstrem Akibat Perubahan Iklim Ancam Sektor Pertanian di Indonesia
Dampak Perubahan Iklim Makin Mengkhawatirkan, Salju Abadi Puncak Jaya Papua Terancam Punah