• Sabtu, 30 September 2023

Dampak Perubahan Iklim Makin Mengkhawatirkan, Salju Abadi Puncak Jaya Papua Terancam Punah

- Minggu, 27 Agustus 2023 | 20:18 WIB
Seminar bertajuk, “Salju Abadmi Menjelang Kepunahan: Dampak Perubahan Iklim?” pada Selasa, 22 Agustus 2023 (bmkg.go.id)
Seminar bertajuk, “Salju Abadmi Menjelang Kepunahan: Dampak Perubahan Iklim?” pada Selasa, 22 Agustus 2023 (bmkg.go.id)

KABAR ALAM - Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), Dwikorita Karnawati melaporkan, kondisi “salju abadi” atau tutupan es yang menyelimuti Puncak Jaya, Papua, kian mengkhawatirkan.

Tutupan es di Puncak Jaya terus mencair karena perubahan iklim yang ektrem. Hal ini membuat es terus mengalami pelelehan.

Kondisi di Puncak Jaya ini semakin diperparah dengan fenomena El Nino yang terjadi tahun ini. El Nino dapat mempercepat proses pelelehan dan dikhawatirkan tutupan es di Puncak Jaya akan punah.

Baca Juga: HTM dan Sewa Tenda di Side Land Camp Kaduela Kuningan

Menurut Kepala BMKG, Dwikorita Karnawati, realitas ini dapat berdampak besar bagi kehidupan di wilayah sekitar.

Dalam seminar bertajuk, “Salju Abadmi Menjelang Kepunahan: Dampak Perubahan Iklim?” pada Selasa, 22 Agustus 2023, Dwikorita Karnawati menyampaikan, “Ekosistem yang ada di sekitar salju abadi menjadi rentan dan terancam.”

Perubahan iklim juga berdampak pada kehidupan masyarakat adat setempat yang telah lama bergantung pada keseimbangan lingkungan dan sumber daya alam di wilayah tersebut,” lanjutnya.

Baca Juga: Ada Hadiah Uang Tunai dan Voucher, Yuk Ikuti For Coffee Reels Competition!

Dirinya menerangkan bahwa Indonesia merupakan salah satu lokasi unik di wilayah sub tropis berkat tutupan es ini. Salju abadi di Puncak Jaya ini bahkan dianggap sebagai sebuah keajaiban.

Tutupan es ini pula dapat menarik banyak perhatian dari berbagai kalangan, termasuk ilmuwan serta pecinta alam. Sayangnya, penurunan drastis luas area salju mulai terjadi sejak beberapa dekade terakhir.

Sejak tahun 2010, Pusat Penelitian dan Pengembangan (Puslitbang) BMKG telah melakukan studi bersama Ohio State University, Amerika Serikat terkait analisis paleo-klimatologi berdasarkan inti es (ice core) pada gletser Puncak Jaya.

Baca Juga: Ini Daftar Perusahaan yang Ditindak dan Diawasi Satgas Pengendalian Pencemaran Udara KLHK

Kegiatan pemantauan pun terus dilakukan dengan dukungan dari PT. Freeport.
Berdasarkan hasil studi tersebut, tutupan es Puncak Jaya telah mengalami pencairan dan menuju kepunahan. Pada tahun 2010, dilaporkan mencapai 32 meter dan laju penipisan es sebesar 1 meter per tahun terjadi pada tahun 2010-2015. El Nino yang terjadi pada tahun 2015-2016 pun memperparah hingga 5 meter.

Pakar Klimatologi BMKG, Donaldi Sukma Permana yang memimpin Studi Dampak Perubahan Iklim pada Gletser di Puncak Jaya pun menjelaskan bahwa dalam rentang waktu 2016-2022, lanjut penipisan es terjadi sekitar 2.5 meter per tahun. Luas tutupan es pada tahun 2022 mencapai 0,23 kilometer persegi dan masih mengalami pencairan.

“Dampak nyata lainnya dari pencairan es di pengunungan ini adalah adanya kontribusi terhadap peningkatan tinggi muka laut secara global,” katanya.

Halaman:

Editor: Endan Suhendra

Sumber: bmkg.go.id

Tags

Artikel Terkait

Terkini

X