KABAR ALAM - Taman Wisata Alam (TWA) Gunung Batur Bukit Payang merupakan salah satu destinasi wisata alam yang berada di bawah pengelolaan Badan Konservasi Sumber Daya Alam Bali (BKSDA Bali).
Dikutip dari laman BKSDA Bali, Gunung Batur Bukit Payang ditunjuk sebagai kawasan hutan berdasarkan Keputusan Dewan Raja Raja Nomor 28 Sub B.c.3 dan 4 tanggal 29 Mei 1927.
Kemudian, pada 15 Desember 1933 dilakukan pengukuhan batas dan disahkan oleh Inspektur Kehutanan pada 19 Maret 1934 di Bogar.
Baca Juga: Kota Bandung Darurat Sampah: Ketua RW Maklum, Warga Sekitar TPA Cicabe Takkan Menolak?
Berdasarkan Tata Guna Hutan Kesepakatan (TGHK), kawasan Gunung Batur Bukit Payang berfungsi sebagai Hutan Wisata berdasarkan Surat Keputusan Menteri Pertanian Nomor 821/Kpts/Um/11/1982 tanggal 10 November 1982 dengan luas kurang lebih 2.075 Ha.
Kawasan ini termasuk ke dalam Register Tanah Kehutanan (RTK) 7 Gunung Batur Bukit Payang.
Keputusan Menteri Kehutanan Nomor SK.204/Menhut-II/2014 tanggal 3 Maret 2014 tentang Penetapan Kelompok Hutan Gunung Batur-Bukit Payang (RTK.7) seluas 2.528 Ha dengan Fungsi Kawasan TWA seluas 2.075 Ha dan Kawasan Hutan Produksi Terbatas seluas 453 Ha, yang terletak di Kabupaten Bangli, Provinsi Bali.
Baca Juga: Kota Bandung Darurat Sampah, Lahan Bekas TPA Cicabe Mulai Direaktivasi
Potensi flora di kawasan ini adalah pohon Ampupu (Eucaliyptus urophylla), Pinus (Pinus merkusii), Cemara gunung (Casuarina junghuhniana), sonokeling (Dalbergia latifolia), Ampupu (Eucaliyptus urophylla), Pinus (Pinus merkusii), Seming (Pometia sp.), pinus (Pinus merkusii), Kacing landa, Kerasi (Lantana camara), Pepaya hutan, Ketiblun, Kayu sinduk, Kayu padi, Kayu tulak (Schefflera sp.), dll.
Sedangkan tumbuhan bawah meliputi Padang Bagas, Kasua, Paku, Kesimbukan, Gelagah, dan lain-lain.
Sementara potensi fauna adalah Alap-alap (Falco moluccensis), Ayam hutan merah (Gallus gallus), Beluk ketupa (Ketupa ketupu), Bentet kelabu (Lanius schach), Bandai jawa (Lonchura leucogastroides), dan Bandai peking (Lonchura punctulata).
Baca Juga: Byurrr..., Ayo Berenang di Mata Air Cimincul di Desa Wisata Pasanggrahan Subang
Kemudian ada juga Gereja (Passer montanus), Cabai jawa (Oicaeum trochileum), Cabak kota (Caprimulgus affinis), Caladi ulam (Oendrocopos macei), Cekakak sungai (Todiramphus chloris), Cerukcuk (Pycnonotus goiavier), dan Cica kopi melayu (Pomatorhinus montanus).
Selanjutnya ada Tepus pipi perak (Stachyris melanotorax), Cica koreng jawa (Megalurus palustris), Perenjak jawa (Prinia familiaris), Cipoh kacat (Aegithina tiphia), Decu belang (Saxicola torquata), dan Meninting besar (Enicurus leschenaulti).
Di luar itu masih ada Elang bido (Spilornis cheela), Elang berontok (Nisaetus cirrhatus), Gelatik batu (Parus major), Gemak loreng (Turnix suscitator), Gemak tegalan (Turnix sylvatica), lsap madu (Lichmera limbata), dan Jingjing batu (Hemipus hirudinaceus).
Baca Juga: Buktikan Lirik Lagu Bubuy Bulan, Yuk Kunjungi Situ Ciburuy Sekarang Juga!
Kemudian, ada juga Kacamata biasa (Zosterops palpebrosus), Kepodang (Oriolus chinensis), Layang layang api (Hirundo rustica), Madu sriganti (Nectarinia jugularis), Punai gading (Treron vernans), Tekukur (Streptopellia chinensis), Sikatan bodoh (Ficedula westermanni), Takur (Megalaima sp.), Walet sapi (Collocalia esculenta), Wiwik uncuing (Cuculus sepulcralis).***
Artikel Terkait
Luar Biasa! Raffi Ahmad Sedang Bangun Villa Pribadi di Kawasan Elite Uluwatu Bali, Harganya Spesial
Mengenal TWA Sangeh, Objek Wisata Tertua di Bali
Berburu Spot Foto Instagramable di Jembatan Merah dan Sungai Gelar Jembrana Bali
Juwuk Manis, Air Terjun Sensasional di Jembrana Bali yang Selalu Ramai Dikunjungi Wisatawan
Info BMKG: Bali Diprakirakan Cerah Berawan Hari Ini, Sabtu 29 April 2023, Simak Dulu Yuk!