Oleh: Dian Charity Hidayat
Peneliti di Pusat Riset Kependudukan Badan Riset dan Inovasi Nasional
Pemandangan surga dunia. Begitulah ungkapan yang sering didengar dari wisatawan mancanegara setelah melihat keindahan Talaga Saat. Telaga yang merupakan titik nol Sungai Ciliwung ini dikelilingi perkebunan teh dan bukit hijau.
Keindahan alam Talaga Saat di titik nol Sungai Ciliwung tidak hanya menarik perhatian wisatawan domestik, namun juga wisatawan mancanegara yang sebagian besar dari Timur Tengah.
Sejak titik nol Sungai Ciliwung direhabilitasi pada tahun 2020, Aliansi Masyarakat Tugu Utara atau Amarta berkolaborasi dengan berbagai pihak mengelola desa wisata yang menjadikan Talaga Saat sebagai ikon utama.
Baca Juga: Agenda Liburan September, Ini 6 Objek Menarik dan Unik di Desa Wisata Cibuntu Kuningan
Selang 2 tahun kemudian, Telaga Saat berhasil dikategorikan sebagai desa wisata maju versi Anugrah Desa Wisata Indonesia (ADWI).
Prestasi atas perkembangan pengelolaan desa wisata tersebut menjadi alasan desa ini dijadikan salah satu lokasi penelitian oleh Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) bekerjasama dengan Badan Penelitian dan Pengembangan Daerah (BP2D) Provinsi Jawa Barat.
Tim BRIN yang dikoordinatori oleh Tri Astuti Wisudayati fokus pada topik desa wisata berbasis digitalisasi, sedangkan tim BP2D yang dikoordinatori oleh Muthya Diana fokus pada pengembangan desa wisata dalam mengurangi tingkat kemiskinan. Kedua tim berkerjasama untuk memformulasikan model desa wisata.
Pada awalnya, keikutsertaan dalam mengelolaan desa wisata adalah mata pencaharian alternatif bagi warga. Namun seiringnya waktu ternyata dapat menjadi mata pencaharian yang dapat diandalkan.
Masa pandemi Covid tidak menyurutkan wisatawan berkunjung untuk sekedar menikmati pemandangan sambil meminum kopi Padjajaran khas Desa Tugu Utara. Wahana yang ditawarkan pun semakin bertambah, seperti jembatan gantung, perahu cano, glamping, hiking menuju curug, dan edukasi pembuatan teh.
Seiring perkembangan paket wisata yang ditawarkan, diversifikasi matapencaharian alternatif pun semakin meningkat diantaranya penjaga pos tiket, warung, operator wahana, pemandu wisata, fotografer, pegawai di unit manajemen, kebersihan dan teknologi informasi.
Baca Juga: Bandung Wajahmu Kini
Artikel Terkait
Libur Akhir Pekan, Ini Dia Kampung Ekowisata Keranggan, Tangsel, Destinasi Asyik yang Masuk 75 Besar ADWI 2023
Dari Kabupaten Bandung Hingga Cirebon, Ini 7 Desa Wisata Jabar Terbaik di 75 Besar ADWI 2023
Mengintip Potensi Dewi Besani Batang, Satu dari 5 Desa Wisata di Jateng yang Lolos 75 Besar ADWI 2023
Masuk 75 Besar ADWI 2023, Desa Wisata Astana Cirebon Terus Dikembangkan
ADWI 2023: Komplet, Dari Ziarah Hingga Panorama Alam Ada di Desa Wisata Religi Astana Cirebon