"Kaki depan mereka memungkinkan lebih banyak stabilitas dan cakar mereka juga dapat membantu mereka menggenggam permukaan pendaratan yang dapat memberikan stabilitas lebih," terang Rose.
Baca Juga: Cuaca Panas Menyengat, Anjing di UEA Ngegym di Tempat Khusus
Seekor kucing memiliki lebih dari 200 tulang, termasuk hingga 23 di ekornya dan 30 di tulang belakang mereka.
Fleksibilitas tulang belakang mereka dan kemampuannya untuk melengkung memungkinkan mereka untuk melakukan koreksi arah saat di udara untuk melunakkan pendaratan mereka, juga dikenal sebagai "refleks meluruskan".
Kumis memiliki sel folikel proprioseptif yang memungkinkan kucing merasakan posisi, lokasi, dan orientasi tubuhnya dalam kaitannya dengan tanah.
Mereka juga merasakan getaran kecil dan arus udara, melindungi mata dan wajah mereka dari objek seperti cabang pohon, dan menilai jarak dan ukuran ruang.
Semuanya hal tersebut sangat penting untuk proses melompat.
Seekor kucing dewasa yang sehat dapat melompat kira-kira lima sampai enam kali panjang tubuhnya (sekitar 2,4 meter) secara vertikal dan hampir sejauh horizontal.
Baca Juga: Anjing Bisa Menangis Haru saat Bertemu Pemiliknya, Punya 'Hormon Cinta' Begitu Penjelasan Ilmiahnya!
Memang, kemampuan melompat kucing mungkin berbeda, seperti untuk Munchkins yang berkaki pendek.
Sementara, ras kucing yang terkenal dengan kemampuan melompatnya yaitu Abyssinian, Oriental shorthair, Savannah, dan Siberia.
Kebanyakan kucing melompat tinggi untuk menemukan tempat bertengger terbaik dan akan memanjat apa pun yang menurutnya bisa membuatnya nyaman.
"Kucing melompat untuk mendapatkan perasaan aman, kemampuan untuk mendapatkan sudut pandang yang baik, atau bahkan hanya rasa ingin tahu tentang lingkungan sekitar," tambahnya.***
Artikel Terkait
Kucing Merah yang Hampir Punah Terekam Camera Trap BKSDA Kalimantan Tengah
Foto Beri Makan Kucing Jalanan Beredar, Ariel Tatum: Gatau apa yang terjadi, siapa yang kutuk gw
Dikta Bagikan Momen Kerja Bareng Kucing Kesayangannya di IIPE 2022, Warganet: Jimbon Love U
Kerap Beri Makan Kucing Jalanan, Fanny Ghassani: Separuh Hatiku untuk Hewan di Luar Sana