KABAR ALAM – Setelah dinyatakan hilang lebih dari 100 tahun, katak pelangi (Ansonia latidisca) kembali ditemukan.
Penemuan kembali katak pelangi berawal dari kegiatan Scientific Exploration and Expedition Cagar Alam (CA) Gunung Nyiut 2022 yang dilakukan oleh Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Kalimantan Barat (Kalbar) bersama peneliti muda (botanis).
Katak pelangi atau sambas stream toad, pertama kali ditemukan pada tahun 1893 oleh seorang ahli botani asal Jerman, Johann Gottfried Hallier, di bagian hulu Sungai Sambas, di puncak Gunung Damus –berada di sekitar Gunung Nyiut– yang sekarang merupakan wilayah Kabupaten Bengkayang, Kalimantan Barat.
Baca Juga: Viral Video Monyet Turun ke Permukiman Warga, Ini Penjelasan Kadiskar PB Kota Bandung
“Nah, semenjak itulah, katak kharismatik yang cantik dan berukuran mini ini tidak pernah ditemukan kembali di bagian wilayah Indonesia,” cuit akun Twitter resmi Kementerian LHK, Minggu 4 Desember 2022
Akhirnya, 129 tahun berselang sejak pertama kali, katak pelangi itu teramati di wilayah Indonesia. Tepat pada peringatan Hari Kemerdekaan ke-77 RI yang lalu, botanis Indonesia, Randi Agusti, menemukan katak ini.
Katak pelangi mempunyai ciri fisik berkaki kurus dan panjang dengan tubuh bertotol-totol. Tubuhnya berukuran kecil.
Panjangnya antara 30 – 50 mm. Kulit belakang berwarna hijau terang, ungu dan merah. Bintik-bintik berwarna pada kulit belakang tidak rata tetapi seperti batu kerikil atau mirip kutil.
Baca Juga: Viral Video Monyet Turun ke Permukiman Warga, Ini Penjelasan Kadiskar PB Kota Bandung
"Nama pelangi yang kemudian disematkan pada sambas stream toad karena pada kulitnya mempunyai pola warna hijau terang, ungu dan merah," tulisnya.
Dari ciri tersebutlah, kalau katak yang ditemukan di Gunung Nyiut, Kabupaten Landak, adalah katak pelangi.
Saat ditemukan, sepertinya ia sedang berkamuflase mengikuti warna helai daun tempatnya bertengger. Kamuflase sendiri merupakan cara satwa untuk mengelabui musuhnya. Katak pelangi ini memang aktif di malam hari di sekitar sungai yang berbatu-batu atau stream.***
Artikel Terkait
Kura-kura Sulcata, Hewan Peliharaan yang Pernah Membuat Lesti Kejora dan Rizky Billar Jadi Sasaran Kritik
Hari Hewan Sedunia Diperingati 4 Oktober, Ini Sejarah dan Fakta Menarik di Balik Penetapannya
Hari Hewan Sedunia 4 Oktober: Ini Daftar 10 Hewan Paling Terancam Punah yang Perlu Anda Ketahui
Hari Hewan Sedunia 4 Oktober: 11 Fakta Unik tentang Orangutan yang Menarik untuk Diketahui
Mengenal Lebih Dekat Banteng, Hewan yang Dijadikan Maskot HCPSN 2022