KABAR ALAM – Berbagai upaya telah dilakukan dalam menjaga kelestarian Macan Tutul Jawa serta spesies hewan asli Taman Nasional Gunung Halimun Salak (TNGHS) lainnya. Upaya tersebut dilakukan antara lain melalui kegiatan patroli serta sosialisasi pengamanan hutan, monitoring satwa secara langsung maupun dengan menggunakan kamera trap, kajian populasi dan habitat satwa serta upaya penambahan populasi melalui kegiata pelepasliaran satwa hasil proses rehabilitasi, baik yang berasal dari serahan maupun sitaan.
Dalam rangka Road to Hari Konservasi Alam Nasional (HKAN) 2023, Selasa 23 Mei 2023 telah dilakukan pelepasliaran satwa Macan Tutul Wahyu seekor Macan Tutul Jawa (Panthera pardus melas) di kawasan hutan di Resort Pengelolaan Taman Nasional Wilayah (PTNW) Gunung Butak, Seksi PTNW II Bogor, Taman Nasional Gunung Halimun Salak (TNGHS).
Berdasarkan kajian kesesuaian habitat TNGHS melalui pemodelan spasial, diperkirakan terdapat area hutan seluas 47.619,9 hektar di dalam kawasan TNGHS yang sesuai untuk tempat hidup/habitat alami Macan Tutul Jawa, dimana 21.391,9 ha diantaranya, termasuk lokasi pelepasliaran Macan Tutul Wahyu ini, memenuhi kriteria sebagai lokasi pelepasliaran.
Baca Juga: 3 Spot Foto Paling Keren di Sarae Lands View and Villa, Nomor 1 Bisa Melayang
Dengan demikian, kawasan TNGHS masih sangat layak digunakan sebagai lokasi pelepasliaran Macan tutul Jawa yang diharapkan akan menemukan pasangan dan berkembangbiak untuk meneruskan keberadaannya sebagai top predator dalam menjaga keseimbangan ekosistem hutan TNGHS.
Direktur Jenderal Konservasi Sumber Daya Alam dan Ekosistem (KSDAE), KLHK, Prof. Satyawan Pudyatmoko menyampaikan bahwa pelepasliaran ini dimaksudkan untuk Menambah populasi liar macan tutul jawa.
“Saya berharap, momen ini menjadi kegiatan bersama untuk mempererat kerja sama bebagai stakeholder dalam hal konservasi,” ucap Satyawan.
Baca Juga: Curug Halimun, Bekas Air Terjun Terbesar di Jawa Barat yang Tetap Menyisakan Pesona
Direktur Konservasi Keanekaragaman Hayati Genetik dan Spesies, drh. Indra Eksploitasia pada kesempatan ini juga menyampaikan bahwa Wahyu akan meningkatkan keragaman genetik spesies di TNGHS.
"Semoga Wahyu mendapatkan jodohnya di TNGHS, hidup dan menghasilkan anak-anak macan tutul dengan keragaman genetik," ungkap Indra.
Sementara itu menurut Kepala BBKSDA Jawa Barat Irawan Asaad, S.T., M.Sc., Ph.D, penanganan satwa konflik seperti Wahyu Macan Tutul, satwa liar tersebut akan ditempatkan di Pusat Penyelamatan Satwa Cikananga sebelum dilepasliarkan.
“Kita tempatkan satwa konflik di Pusat Penyelamatan Satwa Cikananga. Kemarin kita lihat sudah siap. Kita cari lokasi yang cocok, kita survey, kita cari habitatnya, tempat makannya cukup ngga, airnya ada ngga, di situ apakah ada satwa lain juga,” kata Irawan.
Artikel Terkait
Dilepasliarkan di Cagar Alam Maninjau, Empat Ekor Kukang Kembali ke Alam Bebas
Kiko, Kukang yang Ditemukan Warga Kini Siap Dilepas ke Habitat Aslinya oleh BKSDA Kalteng
Wahyu, Macan Tutul dari Tanggeung Cianjur, Dilepasliarkan di Kawasan Gunung Halimun Salak