KABAR ALAM - Dalam kurun waktu kurang dari sebulan, sebanyak 10 ikan paus terdampar di perairan Nusa Tenggara Timur (NTT). Sayangnya, 4 dari 10 ikan paus itu ditemukan dalam keadaan mati.
Kepala Balai Kawasan Konservasi Perairan Nasional (BKKPN) Kupang, Imam Fauzi menjelaskan, paus pertama ditemukan di Pantai Oebubun, Kabupaten Timor Tengah Utara pada 27 Maret 2023. Paus jenis sperma tersebut ditemukan dalam kondisi mati dan bangkainya sudah dikubur.
"Dua hari berselang, kembali ditemukan paus terdampar di Pantai Oesapa, Kota Kupang. Beruntung paus sperma kerdil ditemukan dalam kondisi hidup dan berhasil diselamatkan kembali ke laut," ungkapnya dalam siaran pers KKP di Jakarta yang dikutip KABARALAM.com, Sabtu, 22 April 2023.
Baca Juga: KKP Tutup Tambak Udang Resahkan Nelayan Karimunjawa, Ini Sederet Alasannya!
Selanjutnya, sebanyak enam ekor paus ditemukan di dua lokasi yakni perairan Desa Lobohede dan Desa Ledeae, Kabupaten Sabu Raijua, awal April 2023. Keduanya merupakan desa pesisir di wilayah Kawasan Konservasi Taman Nasional Perairan (TNP) Laut Sawu.
Dijelaskan Imam, penemuan paus di Desa Lobohede sebanyak dua ekor jenis Kepala Melon atau Melon Headed Whale (Peponocephalaelectra). Keduanya ditemukan dalam kondisi mati dan proses penguburannya lebih dulu dilakukan ritual Tape Bale Kattu oleh tokoh adat Mone Ama.
"Kedua mamalia tersebut ditemukan sudah dalam kondisi mati dengan kode dua, artinya tubuh paus sudah mati dan masih dalam keadaan segar sebanyak dua ekor dengan panjang tubuh masing-masing 120 cm dan 150 cm. Paus tersebut pertama kali ditemukan oleh salah satu warga Desa Lobohede yang sedang beraktivitas di sekitar lokasi kejadian,” katanya.
Baca Juga: Ditutup 10 Hari, Jalur Pendakian Gunung Merbabu via Selo Dibuka Kembali Tanggal 28 April 2023
Sedangkan penemuan di perairan Desa Ledeae totalnya sebanyak empat ekor dan salah satunya dalam kondisi mati. Paus yang terdampar juga jenis Paus Kepala Melon atau Melon Headed Whale (Peponocephalaelectra).
Imam menduga, mamalia laut terdampar ini merupakan satu kelompok paus karena lokasi kejadian tidak terlalu berjauhan dan waktu kejadian juga cukup bersamaan.
"Pesisir selatan Pulau Sabu yang masuk dalam Kawasan Konservasi TNP Laut Sawu memang sering terjadi mamalia laut terdampar. Ini hampir setiap tahun karena wilayah perairan ini merupakan habitat bagi mamalia laut,” katanya.***
Artikel Terkait
Tingkatkan Kemampuan Mengolah Diversifikasi Produk Ikan, KKP Dorong Masyarakat NTT Bangkitkan Perekonomian
KKP Hentikan Proyek Reklamasi Tambang Nikel Di Morowali, Ini Alasannya
Peraturan Pemerintah Penangkapan Ikan Terukur Diundangkan, Ini Hal Mendesak yang Harus Dilakukan KKP
Masih 8,9 Persen dari Perairan Indonesia, KKP Geber Penambahan Kawasan Konservasi Hingga 200 Ribu Hektare
KKP Tutup Tambak Udang Resahkan Nelayan Karimunjawa, Ini Sederet Alasannya!