Hasil Pengembangbiakan di TSI Bogor, BBKSDA NTT Bersiap Lepas Liarkan Komodo di Cagar Alam Wae Wuul

- Kamis, 9 Maret 2023 | 20:16 WIB
Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam Nusa Tenggara Timur (BBKSDA NTT) bersama Taman Safari Indonesia (TSI) melakukan sosialisasi habituasi dan pelepasliaran Komodo (Varanus komodoensis)  (ppid.menlhk.go.id)
Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam Nusa Tenggara Timur (BBKSDA NTT) bersama Taman Safari Indonesia (TSI) melakukan sosialisasi habituasi dan pelepasliaran Komodo (Varanus komodoensis) (ppid.menlhk.go.id)


KABAR ALAM - Persiapan habituasi dan pelepasliaran Komodo (Varanus komodoensis) terus dilakukan Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam Nusa Tenggara Timur (BBKSDA NTT). 

Pada Rabu, 8 Maret 2023, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) melalui Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam Nusa Tenggara Timur (BBKSDA NTT) bersama Taman Safari Indonesia (TSI) melakukan sosialisasi habituasi dan pelepasliaran Komodo (Varanus komodoensis) tersebut di Kupang.

Komodo (Varanus komodoensis) hasil pengembangbiakan TSI Bogor itu akan dilepasliarkan ke habitat aslinya yaitu Cagar Alam Wae Wuul, Kabupaten Manggarai Barat, NTT.

Baca Juga: Warujimun, Destinasi Wisata Alam dan Atraksi Paralayang yang Dikelola Perhutani KPH Kuningan

Kepala BBKSDA NTT, Arief Mahmud mengatakan, upaya konservasi komodo dan habitatnya tidak dapat dilakukan sendiri oleh pemerintah yang dalam hal ini KLHK.

Ia mengatakan, dibutuhkan peran segenap anak bangsa yang memiliki kepedulian terhadap kelestarian satwa kharismatik ini.

"Kita bersyukur bahwa upaya konservasi komodo telah mendapat dukungan kuat dari Pemerintah Daerah Provinsi NTT, Pemerintah Kabupaten Manggarai Barat dan masyarakat adat serta mitra kerja seperti Yayasan Komodo Survival Program dan Taman Safari Indonesia," katanya dalam keterangan tertulisnya.

Baca Juga: Ini 5 Destinasi Wisata Alam di Bawah Pengelolaan Perhutani Kuningan

Disebutkan, pelepasliaran komodo ke habitatnya di Cagar Alam Wae Wuul telah melalui serangkaian proses riset dan uji DNA, monitoring populasi dan habitat serta kesesuaian habitat.

Dari hasil uji DNA, dijelaskan, induk komodo yang akan dilepasliarkan memang berasal dari Cagar Alam Wae Wuul ini.

Arief mengungkapkan, langkah-langkah upaya pelestarian komodo terus mengalami kemajuan. Diawali riset DNA dan sebaran populasi, monitoring habitat dan populasi, selanjutnya yang tidak kalah pentingnya adalah memperkuat potensi masyarakat yang telah memiliki hubungan interaksi adat dengan komodo yang dikenal dengan Mbau atau saudara tua.

Baca Juga: Kebun Raya Kuningan Terima Kunjungan SD Alam Ar-Ridho Semarang

Salah satu keberhasilan tersebut terlihat dalam kerja sama KLHK melalui Direktorat KKHSDG dengan Taman Safari Indonesia yang juga didukung oleh PT Smelting.

Kerja sama ini telah berhasil mengembangbiakkan komodo di kandang pemeliharaan. Rencananya sebanyak 6 ekor komodo hasil pengembangbiakan inilah yang akan dilepasliarkan ke Cagar Alam Wae Wuul, Kab. Manggarai Barat.

"Kami berharap semua pihak mendukung upaya konservasi komodo melalui pelepasliaran nantinya. Kami juga mengharapkan peran masing-masing sesuai kapasitas dengan rasa kepedulian yang sama, agar komodo tetap lestari di bumi tercinta Flores sebagai rumah satu satunya satwa endemik ini di dunia," katanya.***

Halaman:

Editor: Endan Suhendra

Tags

Artikel Terkait

Terkini

X