Impian Menjadikan Kawasan Banjir Baleendah sebagai Destinasi Ecotourism

- Kamis, 22 September 2022 | 20:50 WIB
Dosen dan peneliti dari Universitas Kristen Maranatha, Gai Suhardja, Ph.D., ternyata punya impian menjadikan kawasan banjir Baleendah sebagai destinasi ecotourism (KABARALAM.com/Mia Nurmiarani)
Dosen dan peneliti dari Universitas Kristen Maranatha, Gai Suhardja, Ph.D., ternyata punya impian menjadikan kawasan banjir Baleendah sebagai destinasi ecotourism (KABARALAM.com/Mia Nurmiarani)


KABAR ALAM - Dosen dan peneliti dari Universitas Kristen Maranatha, Gai Suhardja, Ph.D., ternyata punya impian menjadikan kawasan banjir Baleendah sebagai destinasi ecotourism di Cekungan Bandung.

Impian Gai Suhardja, Ph.D. diungkapkan pada acara Gelar Karya Ilmiah Perguruan Tinggi dalam Pengelolaan Persampahan di Wilayah Perkotaan Cekungan Bandung di Hotel Gaia, Kamis, 8 September 2022.

Gai Suhardja bercerita, banjir Baleendah, tepatnya di Desa Cieunteung, terjadi akibat luapan Sungai Citarum pada musim hujan. Kondisi ini sudah lama menjadi persoalan yang tak kunjung terselesaikan.

Baca Juga: Seperti Venezia, Mungkinkan Kawasan Banjir Baleendah Menjadi Sumber Rezeki Masyarakatnya?

Banjir Cieunteung berlangsung selama 2-3 tahun. Lumpur itu tingginya bisa mencapai 2-3 meter. Ongkos untuk menggali lumpur setelah banjir surut terlalu mahal, sehingga banyak warga yang menjual lahannya,” ucap Gai.

Menurut Gai, untuk mengatasi persoalan banjir itu diperlukan perubahan unconventional technical, creative solution akrab dengan banjir yang selalu berulang. Solusinya, mengubah bencana jadi sarana, genangan menjadi rezeki bagi seluruh masyarakat.

“Ini yang saya sebut perubahan, daur ulang harus bisa mendatangkan perubahan. Tidak hanya ekonomi, sosial, budaya, tapi juga fisik, kawasan juga berubah,” katanya.

Dosen dan peneliti dari Universitas Kristen Maranatha, Gai Suhardja, Ph.D., ternyata punya impian menjadikan kawasan banjir Baleendah sebagai destinasi ecotourism
Dosen dan peneliti dari Universitas Kristen Maranatha, Gai Suhardja, Ph.D., ternyata punya impian menjadikan kawasan banjir Baleendah sebagai destinasi ecotourism (KABARALAM.com/Mia Nurmiarani)

Baca Juga: Ini Alasan Kucing Suka Mengeong, Perhatikan dan Pahami Maksudnya, Apa Saja Sih?

Merujuk pada banjir Venezia yang merupakan salah satu situs warisan dunia UNESCO, setiap harinya, lebih dari 60.000 orang melakukan kunjungan.

Menurut Gai, masa depan kawasan banjir di Baleendah pun bukan hal yang tidak mungkin menjadi potensi destinasi wisata.

Dalam mewujudkannya membutuhkan kerjasama Pentahelix antara government, academic, industry (business), community, budayawan, seniman dan media untuk mempromosikan.

Baca Juga: Apa Itu Sustainability Tourism? Begini Penjelasan Sandiaga Uno di Webinar Unpad

Dosen dan peneliti dari Universitas Kristen Maranatha, Gai Suhardja, Ph.D., ternyata punya impian menjadikan kawasan banjir Baleendah sebagai destinasi ecotourism
Dosen dan peneliti dari Universitas Kristen Maranatha, Gai Suhardja, Ph.D., ternyata punya impian menjadikan kawasan banjir Baleendah sebagai destinasi ecotourism (KABARALAM.com/Mia Nurmiarani)

Maka konsep pengelolaan destinasi pariwisata hendaknya didasarkan atas model pengelolaan yang melibatkan pemangku kepentingan di lokasi destinasi Baleendah-Dayeuhkolot dalam suatu wadah Lembaga Pengelola Destinasi (Destination Management Organization - DMO).

Halaman:

Editor: Endan Suhendra

Tags

Artikel Terkait

Terkini

BRI Optimis Bisa Memacu Kinerja di Sisa Tahun Ini

Senin, 25 September 2023 | 14:06 WIB
X