Ubah Paradigma Penanganan Sampah, Disperkim Jabar Punya Program Nyepah, Apa Saja Sih Keunggulannya

- Senin, 19 September 2022 | 16:13 WIB
Program Nyepah, mengelola sampah sejak dari sumber. (jabarprov.go.id)
Program Nyepah, mengelola sampah sejak dari sumber. (jabarprov.go.id)


KABAR ALAM - Pengelolaan sampah di Jawa Barat merupakan hal urgen yang harus ditangani.

Diperlukan penyegaran inovasi agar permasalahan sampah segera tertanggulangi, terutama terkait pengolahan sampah yang dimulai dari sumbernya.

Untuk mengubah paradigma dalam penanganan sampah, Dinas Perumahan dan Permukiman (Disperkim) Jabar telah meluncurkan dua program andalan dalam pengelolaan sampah, yaitu Nyepah (Nyetor Sampah Jadi Berkah) dan Gebyar PAS (Gerakan Belanja Bayar Pakai Sampah).

Kedua program tersebut mengedepankan pemberdayaan masyarakat untuk memilah dan mengelola sampah dalam rangka mengurangi sampah sejak dari sumber.

Nyepah merupakan gerakan menyetor sampah non-organik dari sampah rumah tangga pegawai Disperkim ke TPS3R milik Disperkim, yang dikelola dan dimanfaatkan sepenuhnya oleh tenaga kebersihan.

Baca Juga: Pemprov Jabar Perkuat Program Nyepah dan Gebyar PAS untuk Penanganan Masalah Sampah

Gerakan setor sampah non-organik tersebut bertujuan untuk memperpanjang usia tempat pembuangan akhir (TPA).

"Gerakan Nyepah merupakan gerakan sosial berupa gerakan setor sampah rumah tangga non-organik ke titik pengumpulan sampah setempat yang membantu menuntaskan sampah di kawasan permukiman secara mandiri dan mengurangi residu buangan ke TPA," ujar Kepala Bidang Infrastruktur Permukiman Disperkim Jabar Isma Andini Prihati, S.T. M.T. seperti dikutip dari kanal Youtube Disperkim Jabar.

Dalam gerakan Nyepah sampah yang dikumpulkan dimanfaatkan untuk menjadi sampah yang bernilai jual.

Nyepah juga terintegrasi dengan berbagai pihak dengan aplikator pengangkutan sampah berbasis aplikasi.

Baca Juga: Seru, Siswa dan Guru SDN 174 Pasirimpun Belajar Pengelolaan Sampah di Sekolah Kang Pisman

Sampah dari gerakan Nyepah juga dapat disetorkan ke bank sampah seperti yang telah dilakukan di kantor Disperkim, apartemen transit, dan beberapa wilayah binaan Disperkim.

"Saya berharap bahwa gerakan Nyepah ini dapat terus berkelanjutan dan dapat diaplikasikan di dalam lingkungan kita semua," tegas Isma Andini Prihati, S.T. M.T.

Tahapan prosedur Nyepah

Dalam program Nyepah, ada prosedur yang mesti dilakukan.

Untuk yang pertama, masyarakat harus melakukan pemilahan sampah menjadi empat jenis, yaitu sampah plastik, sampah kertas, dan sampah logam, dan sampah kaca.

Masyarakat bisa membawa sampahnya ke titik pengumpulan yang telah ditentukan.

Kemudian, oleh pengelola, sampah dibawa ke tempat penyimpaanan semnetara. Pengelola melakukan penyortiran, pengukuran, dan pencatatan sampah.

Baca Juga: World Cleanup Day 2022: Bukan Cuma di Perkotaan, Aksi Bersih-bersih juga Dilakukan Di Pematang Sawah

Setelah itu pengelola menghubungi mitra pengangkutan melalui aplikasi kemudian dilakukan transaksi penjualan.

Nilai pendapatan dari penjualan sampah akan tercantum dalam dompet digital  

Jadi, kebaruan dari program Nyepah adalah pengangkutan sampah berbasis aplikasi, pendapatan terhadap pengelola sampah diberikan secara transparan dengan dompet digital, dan jumlah sampah yang disetorkan terekam dan tercatat sehingga memudahkan monev pengurangan sampah.***

Editor: Yudi Noorahman

Sumber: Youtube Disperkim Jabar

Tags

Artikel Terkait

Terkini

X