KABAR ALAM - Badan Pengelola Kawasan Perkotaan Cekungan Bandung (BPKP Cekban) bekerjasama dengan Dinas Lingkungan Hidup Provinsi Jawa Barat ( DLH Prov. Jabar) dan Dinas Perumahan dan Pemukiman Provinsi Jawa Barat (Disperkim Prov. Jabar) menggelar Urun Rembug Persampahan Kawasan Cekungan Bandung pada 6 Juni 2023, bertempat di Aula Dinas Lingkungan Hidup Provinsi Jawa Barat.
Dihadiri Kepala Badan Pengelola Kawasan Perkotaan Cekungan Bandung Ir. Tatang Rustandar Wiraatmadja, M.T., komunitas, Non Governmental Organization (NGO), yayasan, perusahaan swasta,serta Sekretaris Dinas Lingkungan Hidup provinsi Jawa Barat Dr. Helmi Gunawan, ST, MT, Ph.D. yang berkesempatan memberikan sambutan dalam acara tersebut.
Helmi mengatakan, kolaborasi pentahelix perlu dilakukan, timbulan sampah yang dihasilkan berbanding lurus dengan jumlah penduduk. Semakin banyak jumlah penduduk maka jumlah sampah yang dihasilkan juga semakin banyak.
Baca Juga: Cegah Tambang Ilegal, Izin Pertambangan Rakyat Dipermudah
Ia juga menyebutkan, momentum Idulfitri beberapa waktu yang lalu, Kota Bandung kembali menghadapi kondisi darurat sampah. Cuaca ekstrim menjadi penyebab terjadinya masalah dalam proses pengangkutan sampah.
“Sampah organik 60% kalau di Jawa Barat rata-rata di 45% ke 60%. Sampah yang lainnya sebetulnya ada yang tidak bisa didaur ulang, dan memang ada menjadi residu,” katanya.
Menurut Helmi, sampah spesifik B3 juga dihasilkan di skala rumah tangga, salah satunya adalah sampah batu baterai, lampu dll. Sampah spesifik ini juga merupakan sampah yang harus diolah. Seperti yang tercantum dalam PP 27 tahun 2020, mensyaratkan bahwa setiap Kabupaten Kota harus mempunyai satu Tempat Pembuangan Sampah Spesifik (TPSS).
Baca Juga: Hasil Monitoring, Tambang Ilegal Marak di Bulukumba Sulawesi Selatan

Kemudian, sampah tidak bernilai jual adalah sampah plastik sachet minuman, kresek rusak, plastik kotor, plastik bumbu kemasan, plastik mika. Selanjutnya, sampah yang termasuk kategori sampah food waste lainnya contohnya sisa-sisa tulang, cangkang telur, bonggol jagung, nasi, bubur, kulit bawang, seafood, duri ikan, dll.
Helmi berharap kolaborasi dengan berbagai pihak bisa terjalin lebih sinergis dan berbagi peran, baik dengan pihak swasta dan industri, akademisi dan komunitas serta NGO dalam menangani permasalahan sampah di Jawa Barat.
Baca Juga: Kerusakan Lingkungan Akibat Akses Jalan Tambang, Wadas Dilanda Banjir
Dari pihak industri, Helmi mengatakan sudah ada pihak yang bertanya dan mengajak berbagi peran terkait pengelolaan sampah plastik. Hal ini menunjukkan jika pihak industri sudah memiliki awareness terhadap permasalahan sampah plastik.
“Sudah sampai mana sejauh mana kita di sisi pemerintah, sarana dan prasarananya yang ada dan bisa melakukan kegiatan pengurangan dan proses pembersihan sampah plastik,” tutupnya dalam sambutan acara Urun Rembug Persampahan Kawasan Cekungan Bandung tersebut.
Artikel Terkait
Dibuka Sekda Jabar, Gelar Karya Ilmiah Perguruan Tinggi Bahas Solusi Pengelolaan Sampah di Cekungan Bandung
Masalah Sampah Cekungan Bandung, Sekda Jabar: Penelitian Akademisi Harus Diimbangi Eksekusi
Sampah Cekungan Bandung Butuh Penanganan Serius, BPKP Cekban Urun Rembug
Peringati Hari Lingkungan Hidup Sedunia, Kepala BP Cekban Buka Acara Urun Rembug Persampahan Cekungan Bandung