KABAR ALAM - Satu kasus positif polio ditemukan di Kabupaten Purwakarta. Merespon temuan tersebut, Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jabar terus melakukan pemantauan dan mewaspadai potensi penyebaran.
“Purwakarta termasuk yang tidak mencapai target pengiriman sampel, tapi (kemudian) menggiatkan penemuan AFP di lapangan (dengan pengiriman sampel),” ujar Ketua Tim Surveilans Dinkes Jabar Dewi Ambarwati di laman jabarprov.go.id.
AFP atau accute flaccid paralysis merujuk ke gejala lumpuh layu akut yang dilaporkan. Dari sampel yang dikirim pada 14 Maret 2023, Dinkes Jabar dan Dinkes Purwakarta mendapatkan laporan hasilnya positif virus polio tipe 2 VDVP.
Sampel tersebut dari seorang anak perempuan usia 4 tahun 5 bulan warga Kampung Cadas Bodas, Desa Tegal Datar, Kecamatan Maniis.
Sebelumnya, balita malang datang ke Puskesmas Cimaragas dengan keluhan demam, dan pasien memiliki riwayat gangguan tumbuh kembang sejak usia 2 tahun. Gejala yang terlihat tidak dapat berjalan dan berbicara.
Dijelaskn Dewi, Tim Surveilans Dinkes Jabar bersama Dinkes Purwakarta, Kementerian Kesehatan RI, serta WHO telah turun ke Desa Tegal Datar Kecamatan Maniis untuk melakukan langkah penyelidikan epidemiologi polio.
Baca Juga: Hujan Deras Disertai Angin Kencang Robohkan Baliho di Jalan Soekarno Hatta Kota Bandung
Atas dasar rekomendasi Tim Ahli, beberapa langkah sudah diambil. Pertama, menggambil sampel tinja dari 30 anak sehat di desa tersebut untuk melihat apakah sudah ada sirkulasi virus dan terpapar pada anak sekitar tetapi tidak sakit (seperti kejadian di Aceh).
Kedua, skrining dari rumah ke rumah untuk mencari suspek AFP, dan melihat situasi kesehatan anak-anak mulai dari riwayat imunisasi, kesehatan lingkungan, dan lain-lain. Hingga 17 Maret 2023, tim telah berhasil mewawancarai 261 kepala keluarga dari target 200 rumah.
Ketiga, merujuk pasien suspek polio di Desa Tegal Datar ke RS Hasan Sadikin untuk diperiksa lebih lanjut. Keempat, edukasi dan meningkatkan kapasitas puskesmas dan rumah sakit di Purwakarta.
Kelima, mencegah penyebaran kasus dengan melakukan ORI (Outbreak Respon Imunization). Yakni imunisasi polio tetes tipe 2 atau lebih dikenal dengan Sub PIN pada semua anak di bawah usia 5 tahun, di seluruh kabupaten/kota yang memiliki peta risiko tinggi polio.***
Artikel Terkait
Sinergi Antara Pemkab Garut, IA ITB Jabar, YBBI dan Rumah Amal Salman ITB, Siap Tangani Stunting
Usung Inovasi Penanganan Stunting, IA ITB Jawa Barat Lantik Kader Muda Sehat di Garut
Tangani Stunting, Perkuat Program TOSS di Garut, IA ITB Jawa Barat Berkomitmen Wujudkan Generasi Juara
Angka Prevalensi Stunting di Indonesia Menurun
Perhatikan 4 Masalah Gizi Penyebab Stunting