KABAR ALAM - Direktur Perencanaan dan Pembangunan Infrastruktur, Energi Baru, Terbarukan dan Konservasi Energi (EBTKE) Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Hendra Iswahyudi mengatakan bahwa pemanfaatan potensi energi baru terbarukan indonesia masih sangat perlu didorong peningkatan pemanfaatannya.
Potensi EBT Nasional tercatat sebesar 3.689 GW, yang terdiri atas surya, hidro, Bioenergi, Angin, Panas Bumi dan Laut dan tersebar di berbagai wilayah indonesia. Total pemanfaatan yang telah dilakukan sebesar 12.557 MW atau baru sekitar 0,3% dari total potensi.
"Kami percaya bahwa dengan membentuk ekosistem yang sinergitas melalui konsep pentahelix antar pemangku kepentingan, kita dapat mempercepat pengembangan energi baru terbarukan dan konservasi energi (EBTKE) dalam transisi energi di Indonesia sehingga memberikan manfaat jangka panjang bagi masyarakat dan lingkungan," ungkap Hendra Iswahyudi, pada kegiatan Tripatra Energy Talk, Selasa (21/3).
Sebagi informasi, Tripatra Energy Talk merupakan forum diskusi dan kolaborasi pembangunan kapabilitas nasional untuk mendukung program transisi energi dan hilirisasi mineral nasional. Forum ini sekaligus menjadi wadah untuk mengumpulkan wawasan tentang masa depan energi dan mineral dari para pakar dan praktisi terkemuka di Jakarta.
KESDM berkomitmen untuk mempercepat transisi energi dengan membentuk ekosistem yang sinergis dan terintegrasi antara pemerintah, media, akademik, industri (BUMN dan Swasta) dan masyarakat.
Hendra berharap Tripatra Energy Talk ini dapat mempererat kerja sama dan kolaborasi antara pelaku usaha industri bidang energi baru dan energi terbarukan juga bidang mineral yang membawa manfaat bagi bangsa Indonesia.
Baca Juga: Dirjen EBTKE Kementerian ESDM Tekankan Perlunya Percepatan Pemanfaatan EBT
"Saya berharap forum ini akan semakin memperkaya pengetahuan, menguatkan sinergi dan kolaborasi nasional seluruh stakeholder untuk dapat bersama-sama mengambil peran mendorong percepatan transisi energi dan hilirisasi mineral di Indonesia,' ucap Hendra.
Dalam kesempatan yang sama Direktur Industri Logam, Kementerian Perindustrian, Liliek Widodo menjelaskan hilirisasi mineral merupakan strategi penting untuk memajukan industri nasional dan meningkatkan nilai tambah produk sumber daya mineral dalam negeri.
Percepatan hilirisasi mineral akan membawa dampak positif bagi industri nasional, seperti peningkatan inovasi teknologi, peningkatan nilai tambah produk, dan penciptaan lapangan kerja baru.
"Kolaborasi menjadi penting dalam percepatan transisi energi dan hilirisasi mineral, namun, untuk mencapainya, perlu ada kolaborasi yang baik antara pemerintah dan sektor swasta untuk terus menciptakan kemampuan nasional yang kuat dalam hal teknologi, sumber daya manusia, dan infrastruktur untuk dapat melaksanakan hilirisasi mineral dengan efektif dan efisien," imbuh Liliek.
Presiden Direktur dan CEO PT Tripatra Engineers and Constructors,Raymond N Rasfuldi mengatakan bahwa pelaksanaan forum diskusi ini merupakan bagian dari komitmen Tripatra untuk berkontribusi dalam memajukan sektor energi dan mineral nasional.
Artikel Terkait
Bauran EBT di Sumut Capai 43,47 Persen, PLTM Kandibata I Mulai Beroperasi
Dirjen EBTKE Kementerian ESDM Tekankan Perlunya Percepatan Pemanfaatan EBT
Indonesia dan Amerika Serikat Kerja Sama Bilateral di Sektor Energi Bersih, Bantu Capai EBT 2025 dan NZE 2060